Pembahasan
tentang manusia, meskipun terlihat mudah, namun nyatanya memiliki kesulitan tersendiri. Manusia memiliki sisi
maknawiah dan kecenderungan yang berbeda-beda. Banyak waktu dan tinta yang
dibutuhkan dalam meneliti sertamengenali kriteria-kriteria manusia. Maka
dari itu, banyak tulisan tentang penelitian manusia dari berbagai macam sisi.
Qur’an adalah kitab wahyu dan sabda dari Tuhanyang menciptakan manusia. Oleh sebab itu,
kita dapat menemukan pandangan yang terbaik dari kitab langit ini. Jadi, kami
akan lebih mengkhususkan pembahasan ini dengan berkonsentrasi pada ayat Al-Qur’an
dan poin-poin dalam hal “Qur’an dan manusia”.
Awal penciptaan manusia
Pembahasan
tentang penciptaan manusia adalah suatu pembahasan yang sering diangkat
oleh ilmuan dan ulama. Kami akan mengemukakan beberapa
pendapat yang dapat menunjukkan bahwa topik ini selalumenjadi pembahasan. Ada dua pendapat
tentang bagaimana munculnya manusia di muka bumi; yang pertama adalah pendapat
filsafat lama dan teks-teks agama yang menjelaskan
tentang penciptaan
berbagai macam jenis makhluk hidup yang belum pernah ada. Yang
kedua adalah pendapat deduksi partikular yang lain yang diambil dari
filsafat takammul (penyempurnaan). Berbagai
jenis makhluk hidup
muncul dari yang rendah sampai yang tinggi dan selalu saling menyambung.
Setiap jenis yang rendah akan berubah menjadi lebih tinggi dengan berjalannya
waktu dan pengaruh lingkungan sekitar. Dalam silogisme ini, premis pertama
menggunakan eksperimen dan premis kedua menggunakan dalil filsafat yang belum
terbukti. (1)
Singkatnya,
pendapat kedua mengatakan bahwa bumi adalah salah satu dari pecahan yang terpisah dari
matahari lalu menjadi planet tersendiri. Mula-mula bumi
dalam keadaan panas dan bersinar yang lambat laun,karena sebab-sebab tertentu, menjadi
dingin. Hujan lebat turun dan menyebabkan banjir besar yangkemudian muncul laut dan tumbuhan-tumbuhan di dalamnya. Terdapat
bakteri-bakteri dalam
tumbuhan-tumbuhan laut yang
terus berkembang dan pada akhirnya menjadi ikan dan hewan laut lainnya. Setelah
itu berkembang menjadi hewan yang hidup di darat dan
laut, hewan darat, dan pada
akhirnya manusia. Semua tahapan ini terjadi karena perkembangan dan
penyempurnaan.(2)
Allamah
Thabathaba’i ra. dalam sanggahannya terhadap pendapat ini mengatakan: asumsi ini
tidak dapat membuktikan premis-premisnya. Kita dapat menganggap jenis makhluk
hidup secara keseluruhan independen dan berbeda dari yang lain, tanpa adanya
evolusi yang merubah suatu makhluk menjadi makhluk lain. Memang ada rantaian
perubahan bentuk luar tanpa perubahan esensi pada hewan.
Perubahan suatu makhluk dari satu jenis ke jenis yang lain atau perubahan
seekor kera menjadi manusia belum pernah terlihat.(3)
Sejak
dulu ada dua pendapat yang saling bertentangan di antara para ilmuan
tentang penciptaan manusia dan makhluk-makhluk hidup lainnya. Sebagian ilmuan
meyakini makhluk hidup yang beraneka ragam terciptatanpa evolusi di antara mereka. Namun sebagian
lain meyakini adanya evolusi. Pendapat kedua dinisbatkan pada sebagian filosof Yunani
kuno. Pada abad-abad terakhir pendapat ini mendapatkan banyak pendukung. Yang paling terkenal
di antaranya adalah “Charles Darwin”, seorang ahli biologi asal Inggris
abad XIX.(4)
Darwin
mengemukakan dua pendapat yang sangat kontroversial. Yang pertama berkenaan
dengan semua makhluk hidup dan yang kedua khusus tentang manusia. Pendapat yang
pertama (yang ditulis dalam buku “The Origin of Species”) mengatakan semua
jenis hewan berasal dari satu jenis. Lambat laun jenis ini melahirkan
jenis baru dan begitu seterusnya hingga lahirlah berbagai macam hewan. Pendapat
kedua (yang ditulis dalam buku “The Origin of Human”) mengatakan bahwa
manusia merupakan salah satu makhluk hidupyang berasal dari satu sumber yang sama
dengan kera dan memiliki satu nenek moyang. (5)
Dalam
pendapatnya yang kedua, Darwin dan pengikut-pengikutnya meyakini bahwa
perbedaan antara manusia dan hewan sangatlah tipis. Manusia purba–seperti yang
diterangkan oleh Darwin-adalah bagian dari lingkaran yang hilang antara manusia
dan kera.
Ilmuan lain mengatkan bahwa jarak antara manusia dengan kera yang maju lebih
sedikit daripada jarak antara kera maju dan kera yang masih terbelakang.(6)
Awal penciptaan
manusia dan tahapan
kesempurnaannya menurut Al-Qur’an
Setelah
kami menjelaskan dua pandangan ilmuan di atas, tiba waktunya untuk menempatkan diri kita
dihadapan Al-Qur’an. Kita akan melihat apakah Al-Qur’an sesuai dengan salah
satu dari pandangan tersebut ataukah memiliki pendapat ketiga. Apakah pada
mulanya manusia tercipta sebagai manusia ataukah evolusi dari hewan lain? Kita
membaca dalam Al-Qur’an:
"ان مثل عيسی عند الله کمثل آدم خلقه من تراب ثم قال له کن فیکن"
“Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa as. di
sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam as.
Allah menciptakan Adam as. dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia) maka jadilah dia.“
Ayat
tersebut membandingkan antara kelahiran nabi Isa as. dari segi keabsolutannya
dengan penciptaan nabi Adam as. yang tercipta dari ketiadaan. Lebih jelasnya,
ayat di atas menjelaskan bahwa nabi Adam as secara mutlak tercipta dari tanah.
Al-Qur’an mengatakan bahwa nabi Adam as. tidak memiliki ayah dan ibu, dan jugabukan
evolusi dari makhluk lain. Dalam ayat “بدأ
خلق الانسان من طین” (7), permulaan penciptaan manusia
dari tanah dan bukan dari jalan lain. Jadi, Al-Qur’an menjelaskan bahwa
manusia adalah makhluk Tuhan yang tidak
tercipta dari evolusi
makhluk lainnya.
Yang
diterangkan oleh Al-Qur’an adalah penciptaan manusia
dari tanah
melalui beberapa proses. Akan tetapi Al-Qur’an tidak menerangkan
tentang bagaimana terjadinya proses-proses ini. Seperti ayat:
"و لقد خلقنا الانسان من سلالة من
طین" (8)
Yaitu,
setelah tahapan tanah, tahapan yang lain adalah bercampurnya
tanah dengan air atau tanah liat, itupun yang murni. Ini dinyatakan sebagai
salah satu tahapan penyempurnaan (penciptaan manusia).Allamah Thabathaba’i ra. Berkata, “maksud
dari manusia adalah makhluk hidup, jadi tidak hanya manusia melainkan makhluk lainnya
juga tercakup. Maksud dari penciptaan adalah awal penciptaan manusia, yaitu
nabi Adam as.” (9)
Setelah itu, juga
ada tahapan tanah
liat serta endapannya yang sudah berubah:
"لقد خلقنا الانسان من صلصال من حماء مسنون". (10)
Kita
dapat mengetahui bahwa dalam tanah liat itu juga terjadi gerak dan reaksi lain,
namun tidak membuahkan tanah liat baru melainkan hanya suatu perubahan dalam
tanah liat tersebut. Tahapan lain yang diberitakan oleh Al-Qur’an adalah:
"خلق
الانسان من صلصال کالفخار" (11)
Allamah
Thabathaba’i ra. mengartikan "صلصال" sebagai “tanah
liat kering”.(12) Tanah
liat setelah melalui beberapa tahapan tertentu menjadi kering dan memiliki
bentuk khusus, yakni tidak lagi lunak dan fleksibel. Kami (-pent.)
menyebutnya dengan "صلصال".
Sekarang
sudah tiba waktunya bagi kita untuk memperhatikan dua hal: Yang pertama
adalah dari mana asal-usul manusia menurut Al-Qur’an? Apakah proses awal penciptaan
manusia berasal dari tanah yang mengalami perubahan-perubahan sehingga menjadi
manusia yang sempurna, ataukah manusia merupakan hasil evolusi dari makhluk lain?
Perkara kedua yang
harus jelas adalah, apakah
proses perubahan ini terjadi dengan cepat dan manusia tercipta dalam seketika
ataukah memerlukan waktu yang cukup lama?
Ayat-ayat Al-Qur’an
menjelaskan dengan baik tentang poin pertama yaitu hakikat manusia adalah
mutlak dan bukan evolusi dari makhluk lain. Al-Qur’an menjelaskan lima tahapan:
· Tahapan pertama: memulai penciptaan dengan
tanah.
· Tahapan kedua: “tin” yaitu campuran tanah
da air atau tanah liat.
· Tahapan ketiga: “sulâlah” dari “tin” yaitu
tanah liat yang murni.
· Tahapan keempat: "صلصال
من حمائ مسنون" yaitu endapan tanah liat.
· Tahapan kelima: "صلصال
کالفخار" tanah liat yang sudah kering seperti kendi.
Kitab Majma Al-Bayan menerangkan tahapan-tahapan
tersebut sebagai berikut:
"اصل
ادم كان من طراب و ذالك قوله "خلقه من طراب" ثم جعل الطراب طينا و ذالك
قوله "خلقه من طينا" ثم ترك ذالك الطين حتى تغير و استرخى و ذالك قوله
"من حماء مسنون" ثم ترك حتى جف و ذالك قوله "من صلصال" فهذه
الاقوال لا تناقض فيها اذ هي اخبار عن حالاته المختلفة". (13)
Kita
dapat memahami lima tahapan itu dengan mudah dari penjelasan Majma Al-Bayan.
Jadi menurut pandangan Al-Qur’an penciptaan manusia dimulai dari tanah. Setelah
itu masuk ketahapan kedua yaitu percampuran tanah dan air. Kemudian menjadi
tanah liat murni dan setelah perubahan yang terjadi di dalalmnya menjadi kering
dan siap untuk dimasuki ruh. Jadi, menurut pandangan Al-Qur’an manusia adalah
makhluk mutlak dan bukan merupakan hasil evolusi dari makhluk lain. Manusia
jaman ini adalah keturunan dariabu al-basyar (bapak manusia) yaitu
nabi Adam as.
Pertanyaan
kedua, apakah tahapan-tahapan itu berlalu dengan cepat atau tidak? Meskipun
Al-Qur’an tidak menjelaskan tentang hal ini, namun dengan mencermati ayat-ayat
Al-Qur’an kita akan memahami gradasi tahapan itu. Karena, tahapan-tahapan
itu berjalan secara alami. Dengan memperhatikan bahwa sebab-sebab alami juga
perbuatan Tuhan, maka sebenarnya Ia-lah yang
menciptakannya.
"هل اتی علی الانسان حین من الدهر لم یکن شینا مذکورا" (14)
قبل
انه اتی (15) علی ادم (16) اربعون سنه لم یکن شینا مذکورا لا فی السمائ و لا فی
الارض بل کان جسد ملقی من طین قبل ان ینفخ فیه الروح (17).
Poin
lain, Al-Qur’an diturunkan untuk masyarakat dan dengan memperhatikan tingkat
pemahaman mereka.Uruf (masyarakat umum) memahami adanya jarak waktu
antara satu tahapan dengan tahapan yang lain dalam tahapan-tahapan yang
dikatakan dalam Al-Qur’an. Jika semua tahapan terjadi dengan seketika makauruf tidak
akan menyebutnya sebagai tahapan. Padahal kita melihat adanya tahapan
jika kita perhatikan ayat-ayat di atas.
Masalah: jika kita memperhatikan ayat "قال یا ابلیس ما منعک ان تسجد لما خلقت بیدی ... " (18) yang memiliki kata "بیدی" (dengan tangan-Ku), kita dapat membuang kemungkinan
proses alamiah pencipataan manusia pertama (meskipun itu termasuk perbuatan
Tuhan). Pada akhirnya kesimpulan-kesimpulan seperti evolusi pada
penciptaan manusia tetaplah salah.
Jawaban: "نسبه خلقه الی الید للتشریف بالاختصاص کما قال: "نفخت
فیه من روحی" و تشبیه کنایه عن الاهتمام التام بخلقه و صنعه فان الانسان انما
یستعمل الیدین فیما به یتم به من العمل” (20) Yaitu, penggunaan kata "ید"(tangan) untuk penciptaan adalah untuk menunjukkan kemuliaan
dan tasniyah (یدی menunjukkan dua) memiliki arti pentingnya
penciptaan nabi Adam as.
Satu masalah dan jawaban
Penulis
buku Penciptaan Manusia
mengatakan: seperti yang sudah tertulis di pembukaan tentang penciptaan
manusia, teks agama yang diikuti dan dipelajari adalah buatan yang disisipkan
dalam Taurat.
Mereka mengatakan dua jenis manusia hanya muncul dari Adam as. dan
ia pun memiliki proses penciptaan khusus. Tuhan menciptakan tubuh
Adam as. dari tanah liat lalu memasukkan ruh
kedalamnya dan menghidupkannya. Istri Adam as. juga diciptakan dari tubuh Adam as. dengan
cara tertentu. Pasangan ini melahirkan beberapa anak. Lama-kelamaan
keturunan mereka menjadi banyak dan dari merekalah manusia berasal (21).
Setelah itu di beberapa halaman, ia membawakan ayat:
"ان الله اصطفی ادم و نوحاو ال ابراهیم و ال عمران علی
العالمین" (22)
Ia
mengambil kesimpulan "اصطفی" bermakna memilih. Hasilnya, seperti terpilihnya Nuh as.,
keluarga Imranas. dan keluarga Ibrahim as. dari
kaum mereka, Adam as. juga terpilih diantara kaumnya. Jadi,
ungkapan “manusia terlahir dari Adam as.” tidak memiliki dasar yang benar. Manusia
sebelum nabi Adam as tidak menerima tanggung jawab karena mereka
belum mampu membedakan apa itu benar dan salah. Namun dengan mendapatkan
kemampuan itu pada jaman nabi Adam as. manusia mendapatkan taklif.
Jawab: "اصطفی" untuk "ادم" memiliki arti
lain bukan seperti yang disangka oleh penulis buku itu. Kata"اصطفی" tidak harus
disertai kata “kelompok” agar mempunyai arti. "اصطفی" disini berarti manusia yang menjadi khalifah Allah yang
pertama di muka bumi adalah nabi Adam as. Manusia pertama yang karenanya pintu taubat
terbuka adalah nabi Adam as .Ia juga orang pertama yang mendapat perintah agama… (24)
Kekekalan manusia dari sudut pandang Al-Qur’an
Umur
manusia terbatas. Bagaimanakah manusia dapat menghindari kepunahan? Menurut
Al-Qur’an, kelanjutan proses penciptaan manusia dengan perantara cairan yang disebut
sperma. Kita
mendapati dalam Al-Qur’an:
"خلق الانسان من نطفه ... " (25)
Allamah
Thabathaba’i mengatakan: maksud dari "خلق" disini adalah bagi keturunan
nabi Adam as., dan nabi Adam as. tidak
termasuk didalamnya.
Terutama
ketika kita memperhatikan ayat:
"ثم جعل نسله من سلاله من ماء مهین" (27)
Meskipun
surat ini pada ayat sebelumnya menerangkan penciptaan pertama manusia dari
tanah, setelah menyandingkan dua ayat ini akan jelas maksud dari ayat kedua
adalah keturunan nabi Adam as.
Ayat lain menerangkan proses yang terjadi
pada sperma.
" ثم خلقنا النطفه علقه مضغه فخلقنا المضغه العظاما فکسونا
العظام لحما ثم انشاناه خلقا اخر فتبارک الله ... " (28)
Dengan
memperhatikan ayat-ayat sebelumnya yang memberitakan tentang penciptaan manusia
pertama dan ayat di atas yang menjelaskan tentang sperma yang menjalani
tahapan-tahapan ini, kita akan memahami bahwa proses-proses tersebut berkenaan
dengan sperma, itupun bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup umat manusia.
Bukan berarti terjadinya proses ini dalam penciptaan nabi Adam as.bapak
manusia. Mungkin saja seseorang menanyakan apa salahnya jika tentang nabi Adam as. kita
mengatakan bahwa penciptaannya dari tanah. Kemudian sperma pada tahap kedua dan
tahap seterusnya.
Allamah
Thabathaba’i ra. dalam jawabannya mengatakan:
"ثم جعل نسله من سلاله من مائ مهین"
فالنسل الولاده
بانفصال المولود عن الوا لدین و المقابله بین بدء الخلق
و بین النسل لا یلانم کون المراد ببدء
الخلق بدء الخلق الانسان المخلوق من ماء مهين ولو كان المراد ذالك لكان حق الكلام
ان يقال: ثم جعله سلالة من ماء مهين". (29)
Dari
perkataan Allamah ra. kita dapat fahami bahwa
yang pertama: نسل adalah kelahiran dari kedua orang tua. Yang kedua:
kita dapat memahami dari "مقابلة بين بدء الخلق و بين
النسل" bahwa tidak sesuai jika kita mengatakan manusia pertama
juga tercipta dari air mani. Jika maksudnya demikian, maka
seharusnya tidak ada keturunan manusia. Kita harus menerima penciptaan dari
tanah hanya untuk manusia pertama. Seperti yang kita pahami dari Al-Qur’an
manusia-manusia yang lain tercipta dari sperma yang kemudian berubah menjadi gumpalan
darah dan setelah itu segumpal daging, dan seterusnya.
Penciptaan manusia yang menakjubkan dari segi materi
Dengan
memperhatikan ayat Al-Qur’an yang mengatakan:
"الذى احسن كل شيء خلقة". (30)
Kami
akan membawakan poin-poin yang sangat menakjubkan tentang penciptaan manusia
yang luar biasa yang telah diakui oleh ilmu
pengetahuan:
1. Jantung yang berupa otot sebesar genggaman
manusia, setiap hari rata-rata berdetak 110.000 kali dan mengalirkan darah
sebanyak 10.500 liter.
2. panjang pembuluh darah dalam tubuh
manusia kurang lebih 560.000 kilometer, yaitu sama dengan satu setengah kali
lipat jarak antara bumi dan bulan.
3. Jumlah sel-sel darah merah dan darah putih
mencapai 25 triliun. Jika kita menyambungkan sel-sel ini, panjangnya sekitar
37.500 kilometer, dan sedikit kurang dari jarak lingkaran bumi dari garis
katulistiwa.
4. Otak manusia memiliki 14 miliar urat syaraf.
Panjang seluruh urat syaraf ini 480.000 kilometer dan sama dengan 12 kali
panjang garis katulistiwa.
5. dalam ginjal manusia terdapat 200 juta
saluran yang sangat tipis dan setiap hari 500 liter darah dibersihkan
didalamnya.
6. Panjang usus kecil manusia 8 meter dan diameter lingkarannya
3 sentimeter.
Setiap sentimeter
memiliki 3000-4000 tonjolan dan di ujung setiap tonjolan itu terdapat 3000 sel.
7. Dalam bola mata terdapat 75 juta sel-sel
berbentuk kerucut. (31)
8. Jumlah gelombang inframerah yang
masuk ke mata setiap detiknya 458.000 miliar dan jumlah gelombang
sinar ultraviolet 727 ribu miliar.
9. Setiap orang normal mampu mengenali 34.000
nada dan anda tahu bahwa kita memerlukan penerima dan syaraf khusus untuk
mengenali setiap nada.
Tujuan penciptaan manusia
Jika
tujuan penciptaan berarti apa tujuan Pencipta dari penciptaan-Nya?
Yaitu Pencipta
mempunyai maksud apa dan apa yang menyebabkan Dia
melakukannya? Dalam arti ini Pencipta tidak memiliki tujuan apapun.
Karena tujuan yang memotivasi pelaku berarti sesuatu yang menyebabkan pelaku
menjadi pelaku adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh pelaku dalam perbuatannya
dan hal ini merupakan kekurangan pelaku.
Tetapi
terkadang tujuan dari penciptaan adalah fi’il. Fi’il adalah
setiap perbuatan yang kita kerjakan selalu menuju pada tujuan dan kesempurnaan
dan untuk kesempurnaan itulah ia tercipta. Fi’il ini tercipta untuk sampai pada
kesempurnaan ciptaan, bukannya pelaku melakukannya agar
ia sampai pada kesempurnaan.Dengan demikian penciptaan memiliki tujuan dan secara umum
kehormatan alam seperti ini, yaitu, segala sesuatu wujudnya berawal dengan
banyak kekurangan dan perjalanannya adalah perjalanan menuju kesempurnaan.
Permasalahan tujuan dari penciptaan manusia kembali pada essensi manusia
dan potensi-potensi yang terpendam dalam diri manusia dan
kesempurnaan-kesempurnaan yang dapat diraih denganpetensi-potensi itu. Manusia diciptakan untuk segala kesempurnaan
yang munkin dapat diraih. Kita sering berbicara dengan pemahaman umum yang juga benar bahwa manusia
diciptakan untuk sampai pada kebahagiaan. Tuhan juga tidak memiliki tujuan
apapun dan tidak mengharap keuntungan dengan menciptakan manusia melainkan
agar manusia mencapai kebahagiaan. Akan tetapi, dalam
Al-Qur’an tujuan diterangkan lebih mendalam:
"افحسبتم انما خلقناكم عبثا و انكم الينا لا ترجعون"
(32)
Jika
tidak kembali pada Tuhan maka penciptaan sia-sia. Al-Qur’an dalam ayat-ayatnya
berulangkali menggandengkan kiamat dengan masalah kebenaran dan tidak
sia-sianya penciptaan dan menggunakannya sebagai dalil. Pada hakikatnya kembali
pada Tuhan dan kiamat inilah yang menjadi bukti
kebenaranpenciptaan
alam semesta. Al-Qur’an dalam ayat lain mengatakan:
"ما خلقت الجن و
الانس الا ليعبدون" (33)
Pada
ayat ini, Al-Qur’an mengatakan tujuan penciptaan adalah ibadah. (34)
Dalam
ayat lain menjelaskan tentang apa tujuan penciptaan, Al-Qur’an mengatakan:
"هو انشاءكم من الارض و استعمركم فيها فاستغفروه"
Pertama,
disini tidak mengatakan "انشاءكم في الارض" yaitu menciptakan kalian di bumi, tetapi mengatakan"انشاءكم
من الارض" yaitu mengeluarkan kalian dari
bumi, seperti mengisyaratkan pada suatu makna bahwa bumi adalah ibu kedua
kalian. Kedua mengatakan: "و اشتعمركم فيها" menginginkan kalian untuk tinggal dan memakmurkan bumi.
(35)
Beberapa pertanyaan dan jawaban
1.
apakah istri nabi Adam as. juga dari jenis nabi Adam as.?
Jawab:
dengan memperhatikan ayat:
"يا ايها الناس اتقوا ربكم الذى خلقكم من نفس واحدة و خلق
منها زوجها ... " (36)
Allamah
Thabathaba’i ra. mengatakan: maksud dari "نفس واحدة" adalah Adam as. dan "زوجها" adalah istrinya; dan dua manusia ini adalah orang tua
manusia jaman sekarang. Teks kalimat "و خلق منها
زوجها"mengatakan
bahwa pasangan orang (nabi Adam as.) ini sejenis dengan dia. Seperti yang
ditulis dibeberapa kitab tafsir, ayat diatas menerangkan bahwa pasangan orang
ini diambil dari tubuhnya sendiri dan Allah menciptakan pasangan itu sebagai
bagian dari tubuhnya. Dalam sebagian riwayat Allah menciptakan istri nabi
Adam as. dari salah satu giginya. Kita tidak dapat
menemukan dalil dari ayat tersebut untuk membuktikannya. (37)
2. apakah umur sejarah
manusia 7000 tahun ataukah melampaui jutaan tahun?
Jawab:
para ilmuan geologi (ilmu lapisan tanah) mengatakan umur manusia melebihi
jutaan tahun meskipun sejarah Yahudi beranggapan umur manusia tidak lebih
dari 7000 tahun.
Akan
tetapi Al-Qur’an tidak menerangkankan secara jelas apakah munculnya jenis
manusia hanya pada jaman ini atau sebelumnya ada jaman-jaman lain yang dilewati
oleh manusia dan kita adalah yang terakhir;meskipun kita dapat mengira dari ayat:
"و اذ قال للملاءكة انى جاعل في الارض خليفة ..." (38)
Bahwa
sebelum jaman ini manusia juga melewati jaman-jaman lain. (39)
3. manusia terbagi
menjadi empat; kulit putih, kulit hitam, kulit kuning (seperti orang-orang Cina
dan Jepang) dan kulit merah (seperti indian (salah
satu suku di Amerika)
karena ada juga perbedaan darah. Sebagian mengatakan mau tidak mau 4 jenis ini
pasti memiliki asal usul khusus. Jadi, awal mula manusia paling tidak ada empat
pasangan?
Jawab:
asumsi -perbedaan darah yang diperkirakan menjadi sumber perbedaan warna- tidak
benar. Melihat bahwa pembahasan ilmu alam sekarang berdasar perubahan
jenis makhluk hidup (bukan esensi), dengan berdasarkan hal ini, bagaimana dapat
dipastikan kalau perbedaan darah dan warna tidak berdasarkan pada perubahan
jenis ini dan ada perubahan-perubahan pada banyak hewan seperti kuda, kambing,
gajah dan yang lain.
4.
penemuan benua Amerika dan penduduk yang tinggal disana mengharuskan kita untuk
meyakini awal mula manusia lebih dari satu pasangan. Karena tidak ada
kemungkinan keturunan penduduk pribumi Amerika yang terpisah dengan penduduk
belahan timur bumi yang jaraknya sangat jauh berasal dari keturunan yang sama.
Jawab:
umur manusia, seperti yang ditulis oleh para ilmuan alam mencapai jutaan tahun
dan yang dicatat oleh sejarah tidak melebihi 6000 tahun. Oleh karena itu, apa
masalahnya jika kita mengatakan kejadian-kejadian prasejarah memisahkan benua
Amerika dari benua-benua lain. Sekarang kita memiliki banyak gejala geologi
yang menunjukkan perubahan-perubahan penting pada permukaan tanah yang terjadi
dengan berjalannya waktu. Seperti, perubahan laut menjadi daratan, daratan menjadi
laut, gunung menjadi dataran tanah dan sebaliknya. (41)
Setelah
itu Allamah
ra. mengatakan: Al-Qur’an menjelaskan keturunan manusia yang ada pada saat ini
sampai kepada satu laki-laki dan perempuan yang merupakan bapak dan ibu semua
orang. Nama laki-laki itu nabi Adam as. dan nama perempuan itu tidak disebutkan
dalam Al-Qur’an. Dalam riwayat ia disebut Hawa. (42)
5.
mungkin saja seseorang mengatakan yang dimaksud Adam dalam Al-Qur’an adalah
jenis Adam, bukan seseorang. Karena penciptaan setiap manusia berawal dari
tanah dan kelangsungannya bergantung pada kelahiran maka dinamakan Adam.
Mungkin untuk masalah ini seseorang dapat menggunakan ayat:
" لقد خلقناكم ثم صورناكم ثم قلنا للملاءكة اسجدوا ... "
(43)
Jawab:
selain bertentangan dengan teks ayat, ayat-ayat lain juga menyangkal hal
tersebut. Misalnya ketika Allah mengingatkan cerita Adam, sujud,
malikat-malaikat dan penolakan iblis untuk sujud. (44) seperti ayat:
"و اذ قلنا
للملاءكة اسجدوا لادم فسجدوا الا ابليس قال ء اسجد لمن خلقت طينا". (45)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar